BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
perairan
yang subur adalah perairan yang banyak mengandung unsur hara, yang subur dapat
mendukung kehidupan organisme dalam air tawar terutama algae atau phytoplankton
dalam mempercepat pertumbuhannya dan kelimpahannya. Kesuburan perairan adalah
kapasitas atau kesanggupan atau kemampuan perairan untuk menyediakan unsur hara
yang sesuai bagi kehidupan phytoplankton sehingga dapat menghasilkan produksi
yang optimum.
pada
prinsipnya, tanah yang subur adalah tanah yang secara konsisten memberikan
hasil yang baik tanpa penambahan pupuk. Apabila diperlukan penambahan pupuk
maka terjadi tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan hasil yang cukup tinggi
terhadap pemupukan kimia maupun organic serta pemberian air migrasi. Untuk
menanggulangi keasaman, pengolahan tanah yang sering kali dilakukan adalah
pengapuran (kapur, kapur lohor, dolomite, kalsit).
Menurut
Hardjowigeno (2007), pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan.
Pupuk alam adalah puuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam,
pupuk organik (pupuk kandang, kompas) dan sebagainya. Pupuk buatan adalah pupuk
yang dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsure haranya sengaja ditambahkan
dalam upuk tersebut dalam jumlah tertentu.Pupuk buatan yang mengandung dua atau
tiga unsure zat makanan disebut pupuk buatan majemuk atau pupuk buatan ganda.
Salah satu upaya untuk meningkatkanpH tanah adalah dengan pengapuran. Cara ini biasa
dilakukan pada lahan-lahan yang memiliki pH rendah di areal yang baru dibuka
ataupun peremajaan (replanting).
Pengapuran
juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), namun perlu dipahami
bahwa peningkatan KTK tersebut tidak bersifat permanen atau dengan kata lain
hanya temporer karena untuk meningkatkan KTK tanah diperlukan upaya merubah
jenis mineral liat atau penambahan bahan organik. Masalahnya keduanya adalah
faktor alami dan selama ini tidak pernah diterapkan dalam dunia perkebuan.
Peningkatan KTK disebabkan unsur-unsur basa yang dapat dipertukarkan semakin
meningkat, namun setelah batas waktu tertentu dimana kation-kation tersebut
telah habis diserap tanaman atau hilang tercuci, maka KTK tanah akan menurun
kembali.
Dapat
dikatakan, dampak langsung dari pengapuran yang dikombinasikan dengan pemupukan
adalah mengkatnya pH dan KTK tanah. Adapun dampak tidak langsungnya adalah
dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Akan tetapi, hasil pengamatan
menunjukkan pengapuran tidak berkolerasi positif terhadap pertumbuhan tanaman
dalam hal ini perkembangan lilit batang tanaman. Pemberian kapur cukup
dilakukan setahun sekali selama tiga tahun berturut-turut dan terbukti dapat
meningkatkan pH tanah. Walaupun demikian, pengapuran tidak menjamin stabilnya
tingkat kesuburan tanah sehingga pengapuran tetap harus dikombinasikan dengan
pemupukan sesuai rekomendasi.
1.2 Rumusan
masalah
·
Apa fungsi pengapuran dan pemupukan
untuk tanah dasar kolam ?
·
Apa manfaat pengapuran dan pemupukan
tanah dasar kolam?
·
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan
ini adalah untuk mengetahui manfaat serta fungsi dari pemupukan dan pengapuran
untuk tanah dasar kolam sebelum dilakukan proses budidaya ikan.
1.4 Manfaat
·
Dapat mengetahui fungsi pengapuran dan
pemupukan untuk tanah dasar kolam.
·
Dapat mengetahui manfaat pengapuran dan
pemupukan untuk tanah dasar kolam.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pakan
alami merupakan pakan terbaik bagi pertumbuhan ikan, baik itu bagi larva ikan
maupun ikan dewasa. Pakan alami pada dasarnya sudah terdapat dalam air kolam.
Namun agar jumlahnya melimpah perlu dilakukan pemupukan kolam.
Pemupukan
kolam dapat menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik
yang biasa digunakan dalam pemupukan kolam adalah kotoran ayam atau kotoran
puyuh. Sedangkan pupuk anorganik yang biasa digunakan adalah urea dan TSP.
Pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah
200-500 gram pupuk per meter persegi luas kolam. Sedangkan jika kolam dipupuk
dengan pupuk anorganik, dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP dan 15 gram
Urea per meter persegi luas kolam.
Pemupukan
kolam biasanya dilakukan pada saat persiapan kolam. Setelah kolam dikeringkan,
pematang dan caren kolam diperbaiki. Tanah dasar kolam di cangkul dan di
biarkan kering 2-3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik lalu di
tebarkan secara merata dan kolam digenangi air 30-40 cm. Kolam di biarkan 5-7
hari agar pakan alami tumbuh. Sebelum ikan dimasukkan, air kolam ditambah
sampai kedalaman yang di inginkan.Untuk pemupukan pada kolam yang sedang
dipergunakan, pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik
tersebut tidak langsung disebarkan ke dalam kolam karena di khawatirkan akan
menurunkan kualitas air kolam. Pemupukan kolam dilakukan dengan cara memasukkan
pupuk etabol ke dalam karung, lalu karung tersebut dimasukkan ke dalam kolam.
Pakan alami biasanya tumbuh melimpah setelah 5-7 hari.
Dari
beberapa penelitian mengenai kultur plankton yang telah dilakukan, pupuk etabol
yang sering digunakan adalah pupuk kandang seperti; pupuk kotoran kambing
(Pamukas, 2004) dan kotoran burung puyuh (Pamukas, 2006). Penggunaan pupuk
kandang tersebut ternyata dapat meningkatkankelimpahan fitoplankton pada media
budidaya, akan tetapi karena kandungan etabo haranya (N, P dan K) yang rendah
mengakibatkan dalam penggunaannya dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Hal
tersebut memberikan dampak etaboli terhadap beberapa parameter kualitas air
seperti; terjadinya peningkatan kekeruhan, kandungan CO2 bebas dan peningkatan
suhu pada proses penguraiannya. Untuk mengatasi hal tersebut pupuk kandang
dapat diganti dengan pupuk etabol cair yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat
kecil (hanya 1 l/ha pada tambak-tambak udang), sehingga etaboli tidak
memberikan dampak etaboli terhadap kualitas air.
Menurut
ACI Indonesia (2005) pupuk etabol cair dapat; memperbaiki standar kualitas air,
meningkatkan DMA (Daya Menggabung Asam) air yang berfungsi sebagai pencegah
terjadinya perubahan pH air secara mendadak, menekan angka kematian
(mortalitas) larva, meningkatkan ketersediaan makanan alami udang dan ikan
(plankton), mempunyai aroma yang khas, yang mampu meningkatkan daya rangsangan
makan udang dan ikan, meningkatkan daya tahan udang dan ikan terhadap serangan
penyakit dan dapat menetralisir kadar garam/salinitas air tambak, sehingga
dapat meningkatkan hasil budidaya tambak.
Isnansetyo
dan Kurniastuti (1995) menyatakan bahwa pada kultur plankton sangat dibutuhkan
berbagai macam senyawa an etabol baik sebagai hara makro (N, P, K, S, Na, Si
dan Ca) maupun hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Mo, Co, B dan lain-lain). Setiap
etabo haramempunyai fungsi-fungsi khusus, N, P dan S penting untuk pembentukan
protein, K berfungsi dalam etabolism karbohidrat, Fe dan Na berperan untuk
pembentukan klorofil, sedangkan Si dan Ca merupakan bahan untuk pembentukan
dinding sel atau cangkang.
Penggunaan
kapur merupakan aksi yang penting dalam memperbaiki kesuburan tanah kolam
terutama yang bermasalah dengan kemasaman tanah. Tanah Podsolid Merah Kuning
(PMK) yang tersebar luas di wilayah Sumatera berada pada area potensial untuk
dibagun kolam. Kelemahan tanah ini adalah kemasaman tanahnya yang lebih
disebabkan oleh tingginya kandungan Al dan Fe pada tanah.
Kandungan
kalsium dalam tanah kebanyakan berkisar antara 0,1-1,2% dari berat contoh tanah
dan didalamnya terdapat kalsium tidak dapat diperpertukarkan dan yang dapat
dipertukarkan berada dalam larutan tanah (Balík et al. 2005). Tindakan
pengapuran dengan menggunakan CaCO3 lebih kepada mengatasi kemasaman
tanah.Selanjutnya Balík et al. 2005 mengemukakan pada tanah yang baik untuk
ditanamai dengan kisaran pH netral hingga mendekati sedikit masam jumlah
kalsium yang dapat dipertukarkan > 80% dari nilai KPK,dan pada tanah hutan
yang berpH masam sekitar 1-5%, atau bahkanbisa mencapai 30%.
Kalsium
di dalam larutan tanah bukan saja berasal dari kalsium yangdapat dipertukarkan
di komplek penyerapan tetapi juga yang berasal dari kalsium yang tidak dapat
dipertukarkan yang berasal dari silica dan kalsium karbonat secara kantinu
tersedia di dalam larutan tanah.Kelarutan karbonat berhubungan dengan produksi
CO2yang berasal dari aktivitas bilogi di dalam tanah, khususnya selama proses
mineralisasi bahan organic dalam tanah yang bersifat labil(Kolar et al. 2005).
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Pengapuran
Pengapuran
adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah
kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah
perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap tanaman dan
keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran adalah salah satu bentuk
dari remediasi selain pengoksidasian dan pembìlasan tanah Untuk mengatasi
Permasalahan utama pada tambak tanah sulfat masam antara lain: pH rendah (S
3,5); kurang tersedia fosfor (P), kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur
molibdium (Mo) dan besi (Fe) serìng berlébihan sehingga dapat meracuni
organisme; serta kelarutan aluminium (Al) sering tinggi sehingga merupakan
penghambat ketersediaan P. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering
tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur toksìk sepertì AI, Fe,
dan Mn tidak diatasi.
Fungsi
Pengapuran
Pengapuran
berguna untuk memperbaiki keasaman (pH) dasar tambak. dasar tambak yang ber-pH
rendah dapat menyebabkan rendahnya pH air tambak. oleh karena itu, perbaikan pH
air tambak harus dimulai dari perbaikan pH tanah dasar tambak. selain untuk
memperbaiki keasaman dasar tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan
penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan plankton. tanah dasar tambak yang
mengandung pirit harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan
sebelum diberi kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha.
Kapur
yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas
air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH,
desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah
ketersediaan unsur P, dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos).
Menurut
kordi et al (2010), fungsi pengapuran antara lain:
1)
Meningkatkan pH tanah dan air
2)
Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
3)
Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus
4)
Memperbaiki kualitas tanah
5)
Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan plankton
Manfaat
pengapuran diantaranya:
1)
menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat
2)
mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH air atau tanah yang mencolok
3)
mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara
akan terbebas.
4)
mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air tambak
Teknik-Teknik
Pengapuran
Menurut
Mahyudin (2008), Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan
tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan
cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar.
pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan
dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampuri air .
Sebelum
mengapurnya, kita harus mengeringkan tambak terlebih dahulu. Tebarkan kapur
secara merata di permukaan tambak dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas
tambak dan tekstur tanah. Kapur yang diperlukan adalah kapur pertanian atau
kapur lain dengan takaran disesuaikan dengan pH tanah.
Pengapuran
yang dilakukan dìbagi atas 2 tahap yaitu pengapuran dasar dan pengapuran
susulan. Pengapuran dasar dìlakukan setelah pengerìngan tambak dengan dosis
1.000--1.875 kg/ha yang ditebaŕ secara merata ke permukaan tanah dasar
tambak,‘tergantung pH tanah dasar tambak.
Adapun
cara-cara pengapuran tambak agar memperoleh hasil yang baik diantaranya:
1.
tanah dasar tambak setelah pengeringan digali dengan kedalaman sekitar 0,1
meter, selanjutnya dicampur dengan kapur dan diaduk
2.
pengadukan harus baik dan benar hingga merupakan adonan yang homogen serta
sempurna
3.
setelah adonan sempurna, bisa dikembalikan dan diratakan pada dasar tambak
4.
pengapuran dilakukan setiap musim penebaran benur atau nener
Pemberian
kapur dilakukan dengan cara disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam.
setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan
cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar,
pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan
terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampur air.
Cara
Pengapuran Tambak menurut Tim Perikanan WWF Indonesia (2011) yaitu periksa pH
tanah pada beberapa titik yang berbeda pada dasar tambak dengan menggunakan
alat pengukur pH hingga sesuai dengan yang diharapkan.
·
pH 4-5 digunakan kapur 500 - 1000 kg/ha.
·
pH 5-6 digunakan kapur
·
250 - 500 kg/ha.
·
pH > 6 digunakan dolomit 100 – 250 kg/ha.
Pemberian
kapur harus disesuaikan dengan tekstur dan pH tanah. Kemudian dolomit/kapur
ditebarkan ke seluruh dasar dan pematang tambak dan tambak siap diisi sampai
ketinggian yang dinginkan.
Jenis-Jenis
Kapur Yang Biasa Dipakai Dalam Pengapuran Tambak
Menurut
Ratnawati (2008), jenis kapur yang digunakan pada kegiatan budidaya udang
tradisional plus ini adalah kapur dolomite (Ca Mg(CO3)2, karena kapur ini
memiliki pengaruh yang lebih lama, mudah diperoleh, meninggalkan residu dan
kecepatan reaksìnya lebih lambat, sertajuga mengandung Mg selaìn Ca.
Menurut
Kholis (2010), Jenis kapur yang biasa digunakan untuk pengapuran kolam
adalah kapur aktif atau kapur tohor (CaO) dan kapur pertanian (CaCO3) atau
CaMg(CO3)2. Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang pembuatannya
melaluin proses pembakaran. bahan penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan
kulit kerang. Kapur pertanian adalah kapur karbonat yang bahan penyusunnya
berupa batuan kapur tanpa melaluin proses pembakaran, tetapi langsung digiling.
terdapat dua macam kapur pertanian, yaitu kalit dan dolomit. kalsit bahan
bakunya didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium (CaCO3),
sementara dolomit bahan bakunya didominaso oleh kalsium karbonat dan magnesium
karbonat (CaMg(CO3)2).
Jenis
kapur yang dapat diaplikasikan di tambak TSM menurut Sammut et.al. (2011) yaitu
kapur karbonat, kapur oksida dan kapur hidrat.
·
Kapur karbonat : kapur karbonat diperoleh dengan menggiling batu
kapur tanpa pemanasan. yang tergolong kapur karbonat adalah:Kalsit (CaCO3) dan
dolomit (CaMg(CO3)2)
·
Kapur oksida : kapur ini diproduksi setelah pemanasan kapur
karbonat. kapur oksida dikenal pula sebagai kapur bakar atau kapur tohor (CaO)
·
Kapur hidrat : kapur ini diperoleh dengan menambahkan air
pada kapur oksida. kapur hidrat dikenal pula dengan nama kapur bangunan atau
kapur tembok Ca(OH)2
Kesesuaian
jenis kapur untuk digunakan sebagai material penertal tergantung pada beberapa
faktor antara lain kekuatan menetralisir, harga, tingkat reaksi dengan tanah, tingkat
kehalusan butir, dan kemudahan untuk digunakan/tidak beresiko. Biasanya dolomit
dan kalsit yang lebih umum digunakan oleh para petani tambak dengan alasan
tersebut di atas. Kapur dolomit memiliki pengaruh lebih lama, mudah diperoleh,
tidak meninggalkan residu dan kecepatan reaksi lebih lambat.
Dosis
Kapur Dalam Pengapuran Tambak
Sebelum
menentukan dosis kapur pada persiapan tambak, maka perlu diketahui cara
pengukuran pH menggunakan pH meter. Setelah nilai pH tanah diketahui maka dosis
kapur yang digunakan disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.
Kebutuhan
kapur per hektar tambak tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (pH).
Umumnya, tambak yang sudah beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan udang
akan ber-pH rendah karena telah terjadi proses pembusukan bahan organik berupa
sisa pakan dan kotoran udang sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi.
semakin rendah pH tanah, jumlah kapur yang diperlukan juga semakin
banyak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Idealnya paling lambat
pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan
yang lambat bereaksi dengan tanah.
2. Setelah pengapuran sebaiknya tanah
dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
3. Pengairan
setelah pengapuran sangat diperlukan.
4. Peningkatan
pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
5. Dosis
kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar
500 kg/Ha 2 ton/Ha.
3.2
Pemupukan
Pupuk meerupakan suatu bahan yang mengandung unsure-unsur
hara yang di butuhkan oleh organism nabati.
Kadar suatu pupuk di ukur berdasarkan presentase kandungan
zat hara didalamnya. Tujuan utama pemupukan dikolam atau tambak adalah untuk
menumbuhkan pakan alami yang berupa: plankton, klekap dan lumut. Namun demikian
pemberian pupuk ini juga sering menimbulkan masalah seperti :
-
Kolam
yang keruh karena keberadaan lumpur,
akan menghalangi sinarb matahari yang masuk. Hal ini akan menyebabkan pupuk tidak
berfungsi dan tidak dapat tumbuh fitoplankton.
-
Pemberian
pupuk pada kolam yang banyak umbuh pakropyta pada waktu musim panas, maka ppuk
ini akan lebih banyak di gunakan oleh makropyta tersebut dibandingkan yang
digunakan oleh phytoplankton, sehingga pemupukan akan si-sia.
-
Pemupukan
yang tidaka sesuai dengan dosis, sering menimbulkanadanya blooming plankton
yang tidak dikehendaki. Kolam yang sedang mengalami blooming, jangan dilakukan
pemupukan, tunggu sampai jumlah plankton menurun.
Setelah dilakukan pemupukan diusahakan
jangan mengganti air kolam dalam waktu 3-4 minggu, sebab kemungkinan dalam
waktu tersebut, pupuk belum memproduksi pakan alami, karena pupuk bisa hanyut
atau hilang saat penggantian air.
Menurut asalnya, pupuk di bagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pupuk alami
2. Pupuk buatan.
Di samping pupuk alami dan buatan
juga terdapat adanya pupuk hewani (padatan/dung) dan pupuk nabati (hijauan).
Menurut jenisnya, pupuk dibagi
menjadi 2 macam yaitu :
1. Pupuk organic
2. Pupuk anorganik
Sedangkan
menurut macamnya, pupuk organic dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pupuk padatan
2. Pupuk cairan
Pupuk anorganik tergantung pada zat
hara yang dikandungnya, Ca, N, P, K dan P merupakan kunci kesuburan perairan.
Cara Pemupukan.
Terdapat 3 macam cara pemupukan di kolam/ tambak yaitu :
1. Langsung di tebar diatas tanah.
Apabila over dosis maka organism
yang hidup akan berusaha mencari tempat yang lebih aman. Keuntungan, apabila
menggunakan pupuk organic dapat langsung dimakan dan apabila dosis tepat
kesuburan akan merata. Tetapi apabila digunakan pupuk anorganik, bila
ditebarkan langsung kemungkinan akan hilang. Tujuan dari cara ini adalah untuk
menstimulir atau merangsang tumbuhnya fitoplankton, tetapi dapat juga
menstimulir gulma yang mengapung.
2. Dengan diaduk di dasar perairan
Tujuan dari cara ini adalah untuk menstimulir organism
benthos. Keuntungan dari pupuk organic adalah :
-
Bisa
memperbaiki habitat
-
Untuk
mengurangi porocity/kebocoran dasar kolam
-
Banyak
digunakan pada kolam-kolam yang baru dibuat, sehingga untuk membuat dasar kolam
lebih lunak.
Sedangkan kerugian jika menggunakan
pupuk organic adalah : apabila dasar kolam sangat asam/sangat basa maka pupuk
akan masuk ke dalam tanah (liching) sehingga tidak terjangkau oleh organism
nabati/fitoplankton.
3. Digundukkan di suatu tempat
Cara ini khusus untuk pupuk organic. Tujuan dari pemupukan
ini untuk membatasi terjadinya overdosis.
Hubungan
Pengapuran Dan Pemupukan
Hubungan
pengapuran dan pemupukan sangat erat dan berkaitan karena kedua aspek tersebut
dapat meningkatkan produktivitas budidaya, kedua aspek ini memiliki perbedaan
yang sangat siknifikan tetapi tujuan utama dari pengapuran dan pemupukan adalah
meningkatkan produktivitas, jika kita melakukan persiapan lahan/kolam budidaya
sebaiknnya kita melakukannya dengan baik dan menguasai teori terlebih dahulu,
contohnya pada petani yang hanya modal nekad saja mereka tidak akan mendapatkan
hasil yang maksimal dalam berbudidaya, untuk itu dalam berbudidaya di dahulukan
pengapuran dibanding pemupukan, kita sudah membahas pengapuran itu bertujuan
untuk membasmi bibit penyakit bahkan dapat memperbaiki pH dan unsur-unsur yang
tidak berguna menjadi berguna, sedangkan pemupukan bertujuan untuk meningkatkan
dan menumbuhkan unsur hara untuk menciptakan pakan alami bagi ikan. Jika dalam
berbudidaya didahulukan pemupukan dibanding pengapuran maka hasil nya tidak
efektif, bukan berarti keduanya tidak penting bahkan jika salah satu aspek ini
di abaikan produktivitas dalam siklus budidaya tidak akan maksimal.
BAB
IV
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Pengapuran
adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah
kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah
perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap tanaman dan
keracunan Al dapat dihindarkan.
Pupuk meerupakan suatu bahan yang mengandung unsure-unsur
hara yang di butuhkan oleh organism nabati. Kadar suatu pupuk di ukur
berdasarkan presentase kandungan zat hara didalamnya. Tujuan utama pemupukan
dikolam atau tambak adalah untuk menumbuhkan pakan alami yang berupa: plankton,
klekap dan lumut.
Daftar
pustaka
o
Budi Santoso.Budidaya Ikan
Mas.Kanisius.1993. Abbas S D.Pakan Alami II
o
Pamukas,Niken Ayu. 2011.perkembangan
fitoplankton dengan pemberian pupuk organic cair.Berkala Perikanan Terubuk,
februari 2011,vol 39 no.1, hlm 79-90 ISSN 0216-6165.
o
Tardulus,et al.2012.Penggunaan kapur
CaCo3 pada tanah dasar kolam ikan berbeda umur di desa Koto Mesjid Kabupaten
Kampar.Berkala perikanan terubuk, vol.40. No.02,juli 2012, hlm 34-46.ISSN
0126-4265.
o
Mahasri,gunanti,et al.2012.menejemen
Kualitas Air.Fakultas perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.