Rabu, 07 Januari 2015

Pengapuran dan Pemupukan Tanah Dasar Kolam

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
           perairan yang subur adalah perairan yang banyak mengandung unsur hara, yang subur dapat mendukung kehidupan organisme dalam air tawar terutama algae atau phytoplankton dalam mempercepat pertumbuhannya dan kelimpahannya. Kesuburan perairan adalah kapasitas atau kesanggupan atau kemampuan perairan untuk menyediakan unsur hara yang sesuai bagi kehidupan phytoplankton sehingga dapat menghasilkan produksi yang optimum.
pada prinsipnya, tanah yang subur adalah tanah yang secara konsisten memberikan hasil yang baik tanpa penambahan pupuk. Apabila diperlukan penambahan pupuk maka terjadi tanggapan tanaman dalam bentuk peningkatan hasil yang cukup tinggi terhadap pemupukan kimia maupun organic serta pemberian air migrasi. Untuk menanggulangi keasaman, pengolahan tanah yang sering kali dilakukan adalah pengapuran (kapur, kapur lohor, dolomite, kalsit).
Menurut Hardjowigeno (2007), pupuk dapat dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah puuk yang langsung di dapat dari alam misalnya fosfat alam, pupuk organik (pupuk kandang, kompas) dan sebagainya. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik dengan jenis dan kadar unsure haranya sengaja ditambahkan dalam upuk tersebut dalam jumlah tertentu.Pupuk buatan yang mengandung dua atau tiga unsure zat makanan disebut pupuk buatan majemuk atau pupuk buatan ganda.
Salah satu upaya untuk meningkatkanpH tanah adalah dengan pengapuran. Cara ini biasa dilakukan pada lahan-lahan yang memiliki pH rendah di areal yang baru dibuka ataupun peremajaan (replanting).
Pengapuran juga dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), namun perlu dipahami bahwa peningkatan KTK tersebut tidak bersifat permanen atau dengan kata lain hanya temporer karena untuk meningkatkan KTK tanah diperlukan upaya merubah jenis mineral liat atau penambahan bahan organik. Masalahnya keduanya adalah faktor alami dan selama ini tidak pernah diterapkan dalam dunia perkebuan. Peningkatan KTK disebabkan unsur-unsur basa yang dapat dipertukarkan semakin meningkat, namun setelah batas waktu tertentu dimana kation-kation tersebut telah habis diserap tanaman atau hilang tercuci, maka KTK tanah akan menurun kembali.
Dapat dikatakan, dampak langsung dari pengapuran yang dikombinasikan dengan pemupukan adalah mengkatnya pH dan KTK tanah. Adapun dampak tidak langsungnya adalah dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Akan tetapi, hasil pengamatan menunjukkan pengapuran tidak berkolerasi positif terhadap pertumbuhan tanaman dalam hal ini perkembangan lilit batang tanaman. Pemberian kapur cukup dilakukan setahun sekali selama tiga tahun berturut-turut dan terbukti dapat meningkatkan pH tanah. Walaupun demikian, pengapuran tidak menjamin stabilnya tingkat kesuburan tanah sehingga pengapuran tetap harus dikombinasikan dengan pemupukan sesuai rekomendasi.

1.2  Rumusan masalah
·         Apa fungsi pengapuran dan pemupukan untuk tanah dasar kolam ?
·         Apa manfaat pengapuran dan pemupukan tanah dasar kolam?
·          
1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui manfaat serta fungsi dari pemupukan dan pengapuran untuk tanah dasar kolam sebelum dilakukan proses budidaya ikan.

1.4  Manfaat
·         Dapat mengetahui fungsi pengapuran dan pemupukan untuk tanah dasar kolam.
·         Dapat mengetahui manfaat pengapuran dan pemupukan untuk tanah dasar kolam.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pakan alami merupakan pakan terbaik bagi pertumbuhan ikan, baik itu bagi larva ikan maupun ikan dewasa. Pakan alami pada dasarnya sudah terdapat dalam air kolam. Namun agar jumlahnya melimpah perlu dilakukan pemupukan kolam.
Pemupukan kolam dapat menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik yang biasa digunakan dalam pemupukan kolam adalah kotoran ayam atau kotoran puyuh. Sedangkan pupuk anorganik yang biasa digunakan adalah urea dan TSP. Pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang digunakan adalah 200-500 gram pupuk per meter persegi luas kolam. Sedangkan jika kolam dipupuk dengan pupuk anorganik, dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP dan 15 gram Urea per meter persegi luas kolam.
Pemupukan kolam biasanya dilakukan pada saat persiapan kolam. Setelah kolam dikeringkan, pematang dan caren kolam diperbaiki. Tanah dasar kolam di cangkul dan di biarkan kering  2-3 hari. Pupuk organik atau pupuk anorganik lalu di tebarkan secara merata dan kolam digenangi air 30-40 cm. Kolam di biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh. Sebelum ikan dimasukkan, air kolam ditambah sampai kedalaman yang di inginkan.Untuk pemupukan pada kolam yang sedang dipergunakan, pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik tersebut tidak langsung disebarkan ke dalam kolam karena di khawatirkan akan menurunkan kualitas air kolam. Pemupukan kolam dilakukan dengan cara memasukkan pupuk etabol ke dalam karung, lalu karung tersebut dimasukkan ke dalam kolam. Pakan alami biasanya tumbuh melimpah setelah  5-7 hari.
Dari beberapa penelitian mengenai kultur plankton yang telah dilakukan, pupuk etabol yang sering digunakan adalah pupuk kandang seperti; pupuk kotoran kambing (Pamukas, 2004) dan kotoran burung puyuh (Pamukas, 2006). Penggunaan pupuk kandang tersebut ternyata dapat meningkatkankelimpahan fitoplankton pada media budidaya, akan tetapi karena kandungan etabo haranya (N, P dan K) yang rendah mengakibatkan dalam penggunaannya dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Hal tersebut memberikan dampak etaboli terhadap beberapa parameter kualitas air seperti; terjadinya peningkatan kekeruhan, kandungan CO2 bebas dan peningkatan suhu pada proses penguraiannya. Untuk mengatasi hal tersebut pupuk kandang dapat diganti dengan pupuk etabol cair yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil (hanya 1 l/ha pada tambak-tambak udang), sehingga etaboli tidak memberikan dampak etaboli terhadap kualitas air.
Menurut ACI Indonesia (2005) pupuk etabol cair dapat; memperbaiki standar kualitas air, meningkatkan DMA (Daya Menggabung Asam) air yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya perubahan pH air secara mendadak, menekan angka kematian (mortalitas) larva, meningkatkan ketersediaan makanan alami udang dan ikan (plankton), mempunyai aroma yang khas, yang mampu meningkatkan daya rangsangan makan udang dan ikan, meningkatkan daya tahan udang dan ikan terhadap serangan penyakit dan dapat menetralisir kadar garam/salinitas air tambak, sehingga dapat meningkatkan hasil budidaya tambak.
Isnansetyo dan Kurniastuti (1995) menyatakan bahwa pada kultur plankton sangat dibutuhkan berbagai macam senyawa an etabol baik sebagai hara makro (N, P, K, S, Na, Si dan Ca) maupun hara mikro (Fe, Zn, Mn, Cu, Mg, Mo, Co, B dan lain-lain). Setiap etabo haramempunyai fungsi-fungsi khusus, N, P dan S penting untuk pembentukan protein, K berfungsi dalam etabolism karbohidrat, Fe dan Na berperan untuk pembentukan klorofil, sedangkan Si dan Ca merupakan bahan untuk pembentukan dinding sel atau cangkang.
Penggunaan kapur merupakan aksi yang penting dalam memperbaiki kesuburan tanah kolam terutama yang bermasalah dengan kemasaman tanah. Tanah Podsolid Merah Kuning (PMK) yang tersebar luas di wilayah Sumatera berada pada area potensial untuk dibagun kolam. Kelemahan tanah ini adalah kemasaman tanahnya yang lebih disebabkan oleh tingginya kandungan Al dan Fe pada tanah.
Kandungan kalsium dalam tanah kebanyakan berkisar antara 0,1-1,2% dari berat contoh tanah dan didalamnya terdapat kalsium tidak dapat diperpertukarkan dan yang dapat dipertukarkan berada dalam larutan tanah (Balík et al. 2005). Tindakan pengapuran dengan menggunakan CaCO3 lebih kepada mengatasi kemasaman tanah.Selanjutnya Balík et al. 2005 mengemukakan pada tanah yang baik untuk ditanamai dengan kisaran pH netral hingga mendekati sedikit masam jumlah kalsium yang dapat dipertukarkan > 80% dari nilai KPK,dan pada tanah hutan yang berpH masam sekitar 1-5%, atau bahkanbisa mencapai 30%.
Kalsium di dalam larutan tanah bukan saja berasal dari kalsium yangdapat dipertukarkan di komplek penyerapan tetapi juga yang berasal dari kalsium yang tidak dapat dipertukarkan yang berasal dari silica dan kalsium karbonat secara kantinu tersedia di dalam larutan tanah.Kelarutan karbonat berhubungan dengan produksi CO2yang berasal dari aktivitas bilogi di dalam tanah, khususnya selama proses mineralisasi bahan organic dalam tanah yang bersifat labil(Kolar et al. 2005).

















BAB III
PEMBAHASAN
      3.1  Pengapuran
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran adalah salah satu bentuk dari remediasi selain pengoksidasian dan pembìlasan tanah Untuk mengatasi Permasalahan utama pada tambak tanah sulfat masam antara lain: pH rendah (S 3,5); kurang tersedia fosfor (P), kalsium (Ca), dan magnesium kandungan unsur molibdium (Mo) dan besi (Fe) serìng berlébihan sehingga dapat meracuni organisme; serta kelarutan aluminium (Al) sering tinggi sehingga merupakan penghambat ketersediaan P. Penambahan pupuk, terutama yang mengandung P sering tidak bermanfaat pada tanah masam ini bila unsur-unsur toksìk sepertì AI, Fe, dan Mn tidak diatasi.
  Fungsi Pengapuran
Pengapuran berguna untuk memperbaiki keasaman (pH) dasar tambak. dasar tambak yang ber-pH rendah dapat menyebabkan rendahnya pH air tambak. oleh karena itu, perbaikan pH air tambak harus dimulai dari perbaikan pH tanah dasar tambak. selain untuk memperbaiki keasaman dasar tambak, kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan plankton. tanah dasar tambak yang mengandung pirit harus direklamasi terlabih dahulu selama kurang lebih 4 bulan sebelum diberi kapur sejumlah 2-2,5 ton/ha.
Kapur yang digunakan di tambak berfungsi untuk meningkatkan kesadahan dan alkalinitas air membentuk sistem penyangga (buffer) yang kuat, meningkatkan pH, desinfektan, mempercepat dekomposisi bahan organik, mengendapkan besi, menambah ketersediaan unsur P, dan merangsang pertumbuhan plankton serta benthos).
Menurut kordi et al (2010), fungsi pengapuran antara lain:
1)      Meningkatkan pH tanah dan air
2)      Membakar jasad jasad renik penyebab penyakit dan hewan liar
3)      Mengikat dan mengendapkan butiran lumpur halus
4)      Memperbaiki kualitas tanah
5)      Kapur yang berlebihan dapat mengikat fosfat yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan plankton
Manfaat pengapuran diantaranya:
1)      menormalkan asam-asam bebas dalam air, sehingga pH meningkat
2)      mencegah kemungkinan terjadinya perubahan pH air atau tanah yang mencolok
3)      mendukung kegiatan bakteri pengurai bahan organik sehingga garam dan zat hara akan terbebas.
4)      mengendapkan koloid yang melayang layang dalam air tambak

Teknik-Teknik Pengapuran
Menurut Mahyudin (2008), Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata di permukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar. pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan dasar terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampuri air .
Sebelum mengapurnya, kita harus mengeringkan tambak terlebih dahulu. Tebarkan kapur secara merata di permukaan tambak dengan jumlah yang disesuaikan dengan luas tambak dan tekstur tanah. Kapur yang diperlukan adalah kapur pertanian atau kapur lain dengan takaran disesuaikan dengan pH tanah.
Pengapuran yang dilakukan dìbagi atas 2 tahap yaitu pengapuran dasar dan pengapuran susulan. Pengapuran dasar dìlakukan setelah pengerìngan tambak dengan dosis 1.000--1.875 kg/ha yang ditebaŕ secara merata ke permukaan tanah dasar tambak,‘tergantung pH tanah dasar tambak.
Adapun cara-cara pengapuran tambak agar memperoleh hasil yang baik diantaranya:
1.      tanah dasar tambak setelah pengeringan digali dengan kedalaman sekitar 0,1 meter, selanjutnya dicampur dengan kapur dan diaduk
2.      pengadukan harus baik dan benar hingga merupakan adonan yang homogen serta sempurna
3.      setelah adonan sempurna, bisa dikembalikan dan diratakan pada dasar tambak
4.      pengapuran dilakukan setiap musim penebaran benur atau nener

Pemberian kapur dilakukan dengan cara disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam. setelah pengapuran selesai, tanah dasar kolam dibalik dengan menggunakan cangkul sehingga kapur bisa lebih masuk ke dalam lapisan tanah dasar, pengapuran untuk kolam semen dan terpal dilakukan dengan cara dinding kolam dan terpal dikuas dengan kapur yang telah dicampur air.
Cara Pengapuran Tambak menurut Tim Perikanan WWF Indonesia (2011) yaitu periksa pH tanah pada beberapa titik yang berbeda pada dasar tambak dengan menggunakan alat pengukur pH hingga sesuai dengan yang diharapkan.
·       pH 4-5 digunakan kapur 500 - 1000 kg/ha.
·       pH 5-6 digunakan kapur
·       250 - 500 kg/ha.
·       pH  > 6 digunakan dolomit 100 – 250 kg/ha.
Pemberian kapur harus disesuaikan dengan tekstur dan pH tanah. Kemudian dolomit/kapur ditebarkan ke seluruh dasar dan pematang tambak dan tambak siap diisi sampai ketinggian yang dinginkan.
Jenis-Jenis Kapur Yang Biasa Dipakai Dalam Pengapuran Tambak
Menurut Ratnawati (2008), jenis kapur yang digunakan pada kegiatan budidaya udang tradisional plus ini adalah kapur dolomite (Ca Mg(CO3)2, karena kapur ini memiliki pengaruh yang lebih lama, mudah diperoleh, meninggalkan residu dan kecepatan reaksìnya lebih lambat, sertajuga mengandung Mg selaìn Ca.
Menurut Kholis  (2010), Jenis kapur yang biasa digunakan untuk pengapuran kolam adalah kapur aktif atau kapur tohor (CaO) dan kapur pertanian (CaCO3) atau CaMg(CO3)2. Kapur tohor atau kapur sirih adalah kapur yang pembuatannya melaluin proses pembakaran. bahan penyusunnya berupa batuan tohor gunung dan kulit kerang. Kapur pertanian adalah kapur karbonat yang bahan penyusunnya berupa batuan kapur tanpa melaluin proses pembakaran, tetapi langsung digiling. terdapat dua macam kapur pertanian, yaitu kalit dan dolomit. kalsit bahan bakunya didominasi oleh kandungan karbonat dan sedikit magnesium (CaCO3), sementara dolomit bahan bakunya didominaso oleh kalsium karbonat dan magnesium karbonat (CaMg(CO3)2).
Jenis kapur yang dapat diaplikasikan di tambak TSM menurut Sammut et.al. (2011) yaitu kapur karbonat, kapur oksida dan kapur hidrat.
·    Kapur karbonat : kapur karbonat diperoleh dengan menggiling batu kapur tanpa pemanasan. yang tergolong kapur karbonat adalah:Kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg(CO3)2)
·    Kapur oksida : kapur ini diproduksi setelah pemanasan kapur karbonat. kapur oksida dikenal pula sebagai kapur bakar atau kapur tohor (CaO)
·       Kapur hidrat : kapur ini diperoleh dengan menambahkan air pada kapur oksida. kapur hidrat dikenal pula dengan nama kapur bangunan atau kapur tembok Ca(OH)2
Kesesuaian jenis kapur untuk digunakan sebagai material penertal tergantung pada beberapa faktor antara lain kekuatan menetralisir, harga, tingkat reaksi dengan tanah, tingkat kehalusan butir, dan kemudahan untuk digunakan/tidak beresiko. Biasanya dolomit dan kalsit yang lebih umum digunakan oleh para petani tambak dengan alasan tersebut di atas. Kapur dolomit memiliki pengaruh lebih lama, mudah diperoleh, tidak meninggalkan residu dan kecepatan reaksi lebih lambat.
Dosis Kapur Dalam Pengapuran Tambak
Sebelum menentukan dosis kapur pada persiapan tambak, maka perlu diketahui cara pengukuran pH menggunakan pH meter. Setelah nilai pH tanah diketahui maka dosis kapur yang digunakan disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah.
Kebutuhan kapur per hektar tambak tergantung dari derajat keasaman tanah tambak (pH). Umumnya, tambak yang sudah beberapa kali digunakan untuk pemeliharaan udang akan ber-pH rendah karena telah terjadi proses pembusukan bahan organik berupa sisa pakan dan kotoran udang sehingga menghasilkan asam dari proses oksidasi. semakin rendah pH tanah, jumlah kapur yang diperlukan juga semakin banyak. 
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.      Idealnya paling lambat pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam, karena bahan kapur termasuk bahan yang lambat bereaksi dengan tanah.
2.    Setelah pengapuran sebaiknya tanah dicangkul (dibajak) agar kapur bisa merata masuk dekat zona perakaran.
3.        Pengairan setelah pengapuran sangat diperlukan.
4.        Peningkatan pH tidak bisa terjadi seketika, melainkan pelan dan bertahap.
5.        Dosis kapur disesuaikan pH tanahnya, tetapi sebagai pedoman praktis dosis berkisar 500 kg/Ha 2 ton/Ha.

3.2 Pemupukan
Pupuk meerupakan suatu bahan yang mengandung unsure-unsur hara yang di butuhkan oleh organism nabati.
Kadar suatu pupuk di ukur berdasarkan presentase kandungan zat hara didalamnya. Tujuan utama pemupukan dikolam atau tambak adalah untuk menumbuhkan pakan alami yang berupa: plankton, klekap dan lumut. Namun demikian pemberian pupuk ini juga sering menimbulkan masalah seperti :
-          Kolam yang keruh karena keberadaan lumpur,  akan menghalangi sinarb matahari yang masuk.  Hal ini akan menyebabkan pupuk tidak berfungsi dan tidak dapat tumbuh fitoplankton.
-          Pemberian pupuk pada kolam yang banyak umbuh pakropyta pada waktu musim panas, maka ppuk ini akan lebih banyak di gunakan oleh makropyta tersebut dibandingkan yang digunakan oleh phytoplankton, sehingga pemupukan akan si-sia.
-          Pemupukan yang tidaka sesuai dengan dosis, sering menimbulkanadanya blooming plankton yang tidak dikehendaki. Kolam yang sedang mengalami blooming, jangan dilakukan pemupukan, tunggu sampai jumlah plankton menurun.
Setelah dilakukan pemupukan diusahakan jangan mengganti air kolam dalam waktu 3-4 minggu, sebab kemungkinan dalam waktu tersebut, pupuk belum memproduksi pakan alami, karena pupuk bisa hanyut atau hilang saat penggantian air.
Menurut asalnya, pupuk di bagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.      Pupuk alami
2.      Pupuk buatan.
Di samping pupuk alami dan buatan juga terdapat adanya pupuk hewani (padatan/dung) dan pupuk nabati (hijauan).
Menurut jenisnya, pupuk dibagi menjadi 2 macam yaitu :
1.      Pupuk organic
2.      Pupuk anorganik
Sedangkan menurut macamnya, pupuk organic dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.      Pupuk padatan
2.      Pupuk cairan
Pupuk anorganik tergantung pada zat hara yang dikandungnya, Ca, N, P, K dan P merupakan kunci kesuburan perairan.
Cara Pemupukan.
Terdapat 3 macam cara pemupukan di kolam/ tambak yaitu :
1.      Langsung di tebar diatas tanah.
Apabila over dosis maka organism yang hidup akan berusaha mencari tempat yang lebih aman. Keuntungan, apabila menggunakan pupuk organic dapat langsung dimakan dan apabila dosis tepat kesuburan akan merata. Tetapi apabila digunakan pupuk anorganik, bila ditebarkan langsung kemungkinan akan hilang. Tujuan dari cara ini adalah untuk menstimulir atau merangsang tumbuhnya fitoplankton, tetapi dapat juga menstimulir gulma yang mengapung.
2.      Dengan diaduk di dasar perairan
Tujuan dari cara ini adalah untuk menstimulir organism benthos. Keuntungan dari pupuk organic adalah :
-          Bisa memperbaiki habitat
-          Untuk mengurangi porocity/kebocoran dasar kolam
-          Banyak digunakan pada kolam-kolam yang baru dibuat, sehingga untuk membuat dasar kolam lebih lunak.
Sedangkan kerugian jika menggunakan pupuk organic adalah : apabila dasar kolam sangat asam/sangat basa maka pupuk akan masuk ke dalam tanah (liching) sehingga tidak terjangkau oleh organism nabati/fitoplankton.
3.      Digundukkan di suatu tempat
Cara ini khusus untuk pupuk organic. Tujuan dari pemupukan ini untuk membatasi terjadinya overdosis.
Hubungan Pengapuran Dan Pemupukan
Hubungan pengapuran dan pemupukan sangat erat dan berkaitan karena kedua aspek tersebut dapat meningkatkan produktivitas budidaya, kedua aspek ini memiliki perbedaan yang sangat siknifikan tetapi tujuan utama dari pengapuran dan pemupukan adalah meningkatkan produktivitas, jika kita melakukan persiapan lahan/kolam budidaya sebaiknnya kita melakukannya dengan baik dan menguasai teori terlebih dahulu, contohnya pada petani yang hanya modal nekad saja mereka tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam berbudidaya, untuk itu dalam berbudidaya di dahulukan pengapuran dibanding pemupukan, kita sudah membahas pengapuran itu bertujuan untuk membasmi bibit penyakit bahkan dapat memperbaiki pH dan unsur-unsur yang tidak berguna menjadi berguna, sedangkan pemupukan bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan unsur hara untuk menciptakan pakan alami bagi ikan. Jika dalam berbudidaya didahulukan pemupukan dibanding pengapuran maka hasil nya tidak efektif, bukan berarti keduanya tidak penting bahkan jika salah satu aspek ini di abaikan produktivitas dalam siklus budidaya tidak akan maksimal.
















BAB IV
PENUTUP
Ø  Kesimpulan
Pengapuran adalah pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pupuk meerupakan suatu bahan yang mengandung unsure-unsur hara yang di butuhkan oleh organism nabati. Kadar suatu pupuk di ukur berdasarkan presentase kandungan zat hara didalamnya. Tujuan utama pemupukan dikolam atau tambak adalah untuk menumbuhkan pakan alami yang berupa: plankton, klekap dan lumut.


















Daftar pustaka

o   http://dhariyan.blogspot.com/2012/10/pengapuran-tambak.html. di akses pada 15 Desember 2014.
o   Budi Santoso.Budidaya Ikan Mas.Kanisius.1993. Abbas S D.Pakan Alami II
o   Pamukas,Niken Ayu. 2011.perkembangan fitoplankton dengan pemberian pupuk organic cair.Berkala Perikanan Terubuk, februari 2011,vol 39 no.1, hlm 79-90 ISSN 0216-6165.
o   Tardulus,et al.2012.Penggunaan kapur CaCo3 pada tanah dasar kolam ikan berbeda umur di desa Koto Mesjid Kabupaten Kampar.Berkala perikanan terubuk, vol.40. No.02,juli 2012, hlm 34-46.ISSN 0126-4265.

o   Mahasri,gunanti,et al.2012.menejemen Kualitas Air.Fakultas perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.